Jumat, 31 Oktober 2008

Lagi agak-agak sedikit sibuk nih...mengamalkan ilmu bikin roti hasil kursus. Hampir tiap hari, biar tahu slahnya apa-apa yang bikin bagus dan bikin gagal. Meski peralatan belum komplit. Memang kegagalan demi kegagalan adalah tahapan menuju kesuksesan. Begitu pun kehidupan ini.

Bikin roti kalo ukuran resep serta tehnik tidak sesuai pakem maka hasilnya pun tidak optimal (tidak sebagus yang diharapkan). Begitu pula hidup bila pakem dan juklak tidak sesuai dengan aturan (Allah), entah apa jadinya...(ya begini ini jadinya...:-( )

Jumat, 24 Oktober 2008

Introspeksi

Kemarin, hari kamis 22 oktober 2008. Hari pertama bagiku (pekan lalu tdk hadir..he..he..) pengajian rutin setelah lebaran. Saling evaluasi selama bulan ramadhan.
Ada teman yang mudik duluan jauh-jauh hari sebelum lebaran dan balik lagi jauh-jauh pula setelah lebaran. Praktis kuranglebih 1 bln dia dikampung dengan meninggalkan suami.
Dia berdalih bahwa suami mengizinkan.

Pagi sebelum berangkat ngaji aku baca artikel di blog mengenai tips disayang suami. Klop sudah materi hari itu. Dan cocok dengan hasil pembahasan.

Dalam pengajian diulas pula pengalaman-pengalaman orang tua kita. Pesan bijak mereka dikala melihat anak atau cucunya berlama di rumah orang tuanya tanpa suami "Cepatlah pulang ke rumah kamu sendiri. jangan tinggalkan suami kamu sendirian di rumah, karena kini kamu sudah mempunyai kehidupan sendiri."

Terkadang seseorang egois dengan tidak memperhatikan kebutuhan pasangan hidupnya, dia merasa kalau sudah bisa menguasai pasangan hidupnya adalah suatu kebanggaan tersendiri, tanpa mempedulikan hak-hak orang lain (pasangan-red.).

Memang kita sayang dengan keluarga kita, orang tua kita, saudara kita yang selama ini tumbuh kembang bersama. Tapi kita juga ingat bahwa pasangan hidup kita pun sayang terhadap keluarganya. Namun dengan terbentuknya keluarga baru maka kewajiban kita telah berpindah.

Maka dengan mengingat pesan bijak tadi membukalah hati-hati kami agar selalu ingat akan kewajiban yang kini tlah berpindah, dan meminimalkan dampak-dampak negatif yang kini marak di kalangan keluarga baru.

Begitu pun pasangan hidup (suami-red.) kita hendaknya tidak melupakan hak-hak istrinya. Sehingga timbullah rasa saling membutuhkan dan insyaAllah tercipta rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah, rukun dan harmonis.

wallahu a'lam

Jumat, 10 Oktober 2008

Ayam Kuluyuk





Embak yang bantuin di rumah mudik. Sementara masakan nyari yang gampang-gampang. Anak-anak ingin dibuatkan ayam kuluyuk. "Aku suka banget ma," katanya. Boleh juga pikirku, biar agak lama buatnya tapi bumbunya gak pake uleg2.

Bahan : 2 Dada ayam diambil dagingnya iris setebal 1/2 cm direndam air+kaldu ayam

Bumbu ayam tepung:

A. 3 sdm tepung terigu
1 sdm tepung beras
1/3 sdt merica bubuk
kaldu ayam bubuk secukupnya

B. 6 sdm tepung terigu
2 sdm tepung beras
2/3 sdt merica bubuk
kaldu bubuk secukupnya
garam secukupnya

C. 1 btr telur
100 ml air es
merica secukupnya (sedikit saja)

Saos : 3 siung bawang putih, geprak
2 butir bawang bombay, iris
4 sdm saos tomat (selera)
1/2 sdt merica
1 sdm gula pasir
garam secukupnya
300ml air
1sdt penuh tepung maizena
3 potong nanas diiris kecil2 bila suka
Cara membuat:
Ayam yang sudah direndam satu per satu dibalut campuran bumbu A kemudian dicelup kocokan bumbu C, tiriskan balut lagi ke bumbu B sambil ditekan-tekan (dipenyet-penyet) agar berkrispi, kemudian digoreng dalam minyak agak banyak.
Tumis bawang putih, bawang bombay hingga harum. Tambahkan merica,saos tomat, gula pasir, garam, air. Bila sudah mendidih masukkan tepung maizena yang sudah dicairkan. Bila sudah mendidih dan mengental masukkan nanas (bila suka) dan ayam tepung tadi. Aduk sebentar hingga rata.
Angkat dan sajikan.

Selamat mencoba resep keluarga kami.

Oya. Bila kocokkan telur dan tepung masih sisa dicampurkan saja kemudian digoreng. Nikmat juga untuk lauk atau dicemil.

Lebaran...

Lama ga posting, paling hanya mampir liat2 aja...maklum klo nulis butuh waktu sedangkan waktu tak begitu banyak tersisa.

Lebaran cukup membuat bertambah kesibukan. Karena asisten mudik lebaran otomatis kerjaaan yang selama ini dikerjakan asisten, akhirnya dikerjakan anggota keluarga sendiri. Benar2 kembali ke fitrah. Menjadi seorang ibu rumah tangga, yang memegang menejemen sekaligus operasional rumah tangga.

Tapi cukup seru juga. Sekaligus mendidik anak2 menjadi mandiri dan tidak manja (ibunya juga...).

Asisten mudik, kitapun tak kalah ikut mudik juga.
Hari kedua lebaran mudik ke Solo setelah hari pertamanya merayakan Id di rumah orangtua suami dengan acara sungkeman saling memaafkan seperti biasa dan seperti yang lain, dan dilanjut makan wajib (lontong+opor+sambel goreng ati).

Biarpun hari kedua kami jalan tapi ternyata masih kena sedikit macet juga. Perjalanan yang biasanya ditempuh dalam 10-12 jam, karena suasana masih lebaran waktu molor menjadi 14 jam.

Di Solo gak sempet kemana-mana, planning yang sudah disusun sebelum berangkat gagal. Pengin ke Klewer (sudah lama tidak beli batik), beli makanan khas disana (sirup adia tirta kegemaran,teh,dll), wisata kuliner, dll. Karena kini di solo sering macet. Capekk dehh...plus waktu disana hanya sebentar.

Tapi anak-anak lumayan berkesan sewaktu disana, karena berkumpul dengan saudara-saudara. Biarpun mereka juga tinggal di Jakarta dan Bekasi (dekat sihh...) tapi kami tidak sering dapat berkumpul karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Makan bersama, main bersama, tidur bersama...masih banyak saudara yang sebaya.

Kini aktifitas kembali seperti semula sepulang dari mudik. Di Bekasi pun sudah mulai hidup kembali. Meski pekerjaan rumah masih dikerjakan sendiri karena asisten belum kembali dari mudiknya.

Bagi tugas diefektifkan, masak masakan yang mudah. Seperti hari ini anak-anak pengin dimasakin ayam kuluyuk. Bahan mudah didapat, bumbupun sederhana. Berhubung tukang sayur belum banyak beredar.

Taqobbalallahu minna waminkum...