Selasa, 21 April 2009

Sebuah Perubahan

Dulu, tanpa kusadari aku telah menyakiti hati orang tua.
Dulu, sering mengomentari saudaraku
Dulu, tanpa kusadari telah menyakiti teman-temanku
Dulu, tanpa kusadari telah berlaku sinis kepada kawanku
Dulu, sering ku menyalahkan lingkunganku
Dulu…
Dulu…
Dulu…

Dengan dalih ingin mengamalkan ilmu yang diterima
Aku tidak berfikir dua kali untuk berkata sinis
Merasa sok tahu bila dinasehati orang tua
Tausyiah orang alim dilewatkan

Merasa diri ini benar
Merasa yang lain salah
Hanya yang benar-benar sefaham yang aku dengarkan
Yang aku setujui
Dan yang aku dukung

Menganggap mereka lemah iman
Menganggap mereka tersesat
Menganggap mereka keluar dari nilai-nilai islam
Menganggap…
Menganggap…
Menganggap…

Hari demi hari
Minggu demi minggu
Bulan demi bulan
Tahun berganti tahun

Tahun pertama..
Tahun kedua..
Tahun ketiga..
Dst…dst…

Hingga tiba saatnya aku berfikir…
Katanya orang beriman tidak mengenal stress
Katanya sesama muslim itu bersaudara
Katanya tidak boleh menganggap golongan sendiri itu paling benar
Katanya tidak boleh mengolok suatu kaum karena mungkin kaum itu lebih baik dari kaum sendiri…
Katanya tidak boleh su’udzon…
Katanya..
Katanya…
Katanya…

Namun setelah introspeksi

Kok apa yang dilakukan malah berlawanan dengan semua itu, padahal aku merasa semua yang kuperbuat lagi-lagi dengan dalih ingin menjadi muslim yang kaffah, ingin menjadi golongan orang-orang mukmin.

Suka su’udzon terhadap orang yang tidak sefaham
Suka mencibir kaum lain (notabenenya mereka muslim taat)
Menganggap golongan sendiri adalah yang benar sedang golongan yang lain adalah salah
Sesama saudara muslim bersaing hingga ukhuwah islamiyahnya koyak…
Ujung-ujungnya otak terasa panas, kepala berat karena tidak bisa menerima realita, dan keikhlasan untuk meraih ridho Allah ternyata semu.
Karena malu terhadap teman klo tidak sesuai dengan ilmu yang didapat,
malu karena begini malu karena begitu ….

Ternyata itu semua bukan malu terhadap Allah tapi malu terhadap guru, malu terhadap murobbi, malu terhadap teman, dan orang-orang….(terkadang sekarang pun masih merasa demikian…namun tetap berusaha untuk Lillahita’ala…mengharap ridho Allah, insyaAllah)
Hingga stress pun muncul karena menahan beban berat dikepala karena target yang tak tercapai…

Setelah sekian tahun waktu demi waktu akhirnya ku mendapatkan jawaban kenapa beban terasa beraaaaat, otak terasa panas, kepala pening…
Itu semua terjadi karena kurang berserah diri, kurang tawakal, dan mungkin tanpa kusadari yang aku lakukan bukan karena mencari keridhoanNya tapi mencari nilai dimata manusia.

Berbuat ikhlas memanglah tidak mudah tapi harus bisa.
Kini selalu berusaha untuk tawakal apapun yang terjadi berusaha dan berdo’a hasilnya dikembalikan kepadaNya…maka akan bisa menghadapi hidup ini dengan lebih percaya diri…

Semoga Allah senantiasa melindungi dan menunjukkan jalan yang diridhoiNya…Amin…